Mengenal Ajaran Kejawen Agama Asli Nusantara (Bag. 12)
AJARAN LELUHUR NUSANTARA TIDAK BUTUH IMAN DAN DOGMA KARENA ITU ADALAH PEMBUNUHAN LOGIKA SERTA PENCUCIAN OTAK YANG SEMPURNA
□ IMAN DAN DOGMA
Iman dan dogma adalah sebuah proses pembuntuan yang sistematis bagi pikiran seseorang dalam mengembangkan pola pikirnya yang kritis. Dengan iman dan dogma jelas-jelas orang tidak diperkenankan mengkritisi isi dari ayat-ayat bahkan dalil sebuah agama.
Ajaran Lelluhur Nusantara atau kejawen mengajarkan kita, bahwa segala sesuatu dalam sebuah agama atau kepercayaan haruslah mempunyai landasan logika yang benar dan menyeluruh. Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, bagi sebagian besar agama merupakan keimanan yang datangnya dari dogma, dan tidak boleh dipertanyakan atau haram dan menjadi kafir jika di pertanyaan.
□ TIDAK PERLU MEMPERCAYAI YANG TIDAK ADA
Bagi seorang Kejawen, kita tidak perlu mempercayai yang tidak ada. Tetapi dengan Olah Roso yang benar, seorang Kejawen pasti merasakan adanya Kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Jadi dalam kejawen , tidak diajarkan untuk mempercayai yang kita tidak dapat rasakan, apalagi kita tidak tahu.
Jelas dengan proses Cuci Otak yang dilandasi dari ayat-ayat Kitab Suci agama tertentu. Saat ini banyak sekali kejahatan yang mengatasnamakan demi keimanan sebuah agama, dirinya rela melakukan pembunuhan bahkan menghujat orang lain karena merasa paling benar.
Karena orang tersebut tidak tahu akan adanya Kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, apalagi merasakannya, yang didapat dari proses Olah Roso. Sebab kalau orang tersebut dapat merasakan adanya Kebesaran Tuhan Yang Maha Esa di sekelilingnya, dapat dipastikan orang tersebut tidak akan melakukan pembunuhan atau menghina kepada ciptaanNya.
□ AKAL SEHAT
Akal sehat adalah sebuah proses pemahaman atau proses analisa pikiran yang logis, yang tentunya tidak merugikan pihak lain. Jadi kalau agama itu memang ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, mana mungkin Sang Pencipta Yang Maha Kuasa dan Maha Tahu Segala-galanya membiarkan penganut agama-agama ciptaanNya bertarung sendiri berebut kebenaran. Yang tentunya merugikan pihak lain.
Dengan menggunakan akal sehat maka dalam ajaran kejawen, kita tidak memerlukan dogma, seperti yang digunakan oleh agama-agama rosul atau agama-agama import, sebagai alat untuk menegasi pikiran-pikiran yang kritis yang tidak dapat terjawab oleh Kitab Suci mereka.
□ PAHLAWAN DAN PENGKHIANAT
Secara psikologis, pikiran yang dikooptasi memerlukan apa yang disebut pengakuan eksistensi dari eksistensinya yang hilang karenanya. Oleh sebab itu, maka dogma perlu memberikan pengakuan kepada yang memberikan komitmen kepadanya. Untuk kepentingan itu, iman adalah predikat yang diberikan kepada orang-orang yang mengikatkan diri pada dogma itu sendiri.
Pahlawan adalah orang yang berjuang demi membela Bangsa dan Negara (Kerajaan), sementara penghianat adalah orang yang tidak setia kepada Bangsa dan Negara (Kerajaan), dan bahkan menghalalkan segala cara (machiavellian) untuk menelikung teman, saudara atau bahkan orang-tuanya sendiri.
Dalam mayoritas agama yang ada di dunia, iman adalah senjata ampuh ketika penganut atau calon penganut agama tersebut mulai bertanya dengan logika. Kaitan-kaitan ayat-ayat yang ada di kitab sucinya, dengan membandingkan dengan kehidupan sehari-hari.
□ AJARAN LELUHUR NUSANTARA ADALAH KEPERCAYAAN YANG LOGIS
Ajaran leluhur Nusantara yang dikenal dengan Kedjawen adalah agama atau kepercayaan yang logis, karena keyakinan harus dibarengi dengan logika yang masuk akal. Karena keberadaan Dzat yang disebut Gusti tersebut eksistensinya dalam pikiran manusia didapat dari Olah Roso.
Banyak agama yang memulai dari Adam dan Hawa, di satu sisi, tetapi di sisi lain mereka tahu adanya proses evolusi manusia purba ke manusia modern. Di sinilah senjata ke-imanan dipermainkan oleh agama-agama yang mengandalkan kitab suci.
Bagi Kedjawen, kontradiksi itu tidak perlu terjadi. Karena proses evolusi terjadi di pulau Jawa, atau di lokal tempat Agami Jawi berkembang. Jadi proses adanya Tuhan Yang Maha Esa dalam pikiran Manusia adalah sebuah proses pencarian Olah Roso, yang sudah dimulai sekitar 4425 tahun Sebelum Masehi. Di sinilah mengapa kejawen adalah agama yang logis dan dapat dibuktikan, tanpa perlu adanya dogma yang dipaksakan kepada penganutnya.
Begitu tingginya warisan leluhur Nusantara mengajarkan kita untuk kehidupan yang lebih baik , semoga ajaran leluhur Nusantara kembali menjadi tuan rumah di negri sendiri dengan kebangkitan nasionalisme Indonesia.
Salam Damai Persatuan dan Cinta Indonesia,
Tito Gatsu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.