MENGENDALIKAN HAWA NAFSU

Mengenal Ajaran Kejawen  Agama Asli Nusantara (Bag. 10) 

SULUK SALOKA JIWA 

BAGI ORANG NUSANTARA  BERAGAMA ADALAH  UNTUK MENGENDALIKAN HAWA NAFSU 

AGAMA ADALAH BUDAYA 

Ada perbedaan mendasar tujuan beragama bagi tiap - tiap  individu, hal ini bisa kita lihat dari kultur di beberapa negara , masing-masing agama disesuaikan dengan budaya lokal dan itu sangat berkaitan erat dengan kemajuan bangsanya. 

Misalnya Jepang yang sebagian besar beragama Sintho  walaupun akhirnya mereka memeluk agama atau kepercayaan lain tapi mereka tak pernah melupakan ajaran leluhurnya. Shinto cenderung berfokus pada perilaku ritual daripada doktrin. 

Filsuf James W. Boyd dan Ron G. Williams menyatakan bahwa Shinto adalah "tradisi ritual yang pertama dan terkemuka", sementara Picken mengamati bahwa "Shinto tidak tertarik pada kepercayaan tetapi pada agenda, bukan pada sesuatu yang harus dipercayai tetapi pada sesuatu yang harus dilakukan. 

"Sarjana agama Clark B. Offner menyatakan bahwa fokus Shinto adalah pada "mempertahankan tradisi seremonial komunal untuk tujuan kesejahteraan manusia (komunal)".Seringkali sulit untuk membedakan praktik Shinto dari kebiasaan Jepang secara lebih luas,dengan Picken mengamati bahwa "pandangan dunia Shinto" memberikan "sumber utama pemahaman diri dalam cara hidup orang Jepang".Nelson menyatakan bahwa "Orientasi dan nilai-nilai berbasis Shinto terletak pada inti budaya, masyarakat, dan karakter Jepang". 

Kita bisa melihat masyarakat Jepang bisa begitu maju dan progresif karena mereka memperlakukan agama sebagai tanggung jawab Individu , mereka tidak menyebarkan agama kepada bangsa lain itulah yang justru menjadikan kesuksesan mereka mampu berulangkali menguasai dunia baik dalam hal kemiliteran maupun ekonomi  karena menganggap agama bukan identitas dan yang menjadi identitas adalah bangsa  tapi meresap di Individu mereka untuk berperilaku dan bekerja dengan lebih baik. 

Jika agama Samawi yang lahir di Timur Tengah antara Jazirah Arab dan Israel  tujuannya adalah harakah atau dakwah  dan melakukan infiltrasi atau penaklukan negara juga merubah budayanya  bahkan itu bisa menjadi sebuah sistem politik , bisa kita lihat  penyebaran Islam di dunia malahan tidak memajukan bangsa Arab , Arab Saudi sendiri menjadi negara berdaulat mendapatkan  hadiah dari Inggris setelah kekalahan kekhalifahan Ottoman yang berpusat di Turki , faham Islam terbesar adalah Suni  yang di bawa bangsa Turki melalui bani Umayah dan kekhalifahan Ottoman atau Utsmani dan Syiah yang dibawa bangsa Persia  atau Iran melalui kekhalifahan  Abbasyiah  jadi sebenarnya tak ada aliran Islam yang besar kecuali  Suni , Syiah dan Islam Nusantara yang mengadopsi ajaran leluhur Nusantara sedangkan sekte atau aliran pemurnian Islam dari bangsa Arab sendiri selalu berperang antara sesama mereka dan cenderung saling menghancurkan. 

SULUK SALOKA JIWA 

Suluk Saloka Jiwa adalah Karya Ranggawarsita yang ditebitkan oleh percetakan Albert Rusche, Surakarta 1915. Karya ini di cetak dengan buruf dan bahasa jawa, setebal 32 halaman, dan bersekar macapat. Isi serat ini adalah merupakan sebuah kisah simbolik tentang perjalanan spiritual dan perkawinan antar  agama terhadap kebudayaan lokal.

DI INDONESIA TUJUAN BERAGAMA UNTUK MENGENDALIKAN HAWA NAFSU 

Begitupula sebenarnya dengan Indonesia hanya sikap sinkretis masyarakat Indonesia atau Nusantara mengakibatkan justru terjajah oleh budaya asing walaupun demikian orang Indonesia tetap bisa berasimilasi dengan semua Agama hingga Pujangga Besar Rangga Warsita  mendefinisikan bahwa agama di Indonesia atau Nusantara adalah mempunyai tujuan. Utama untuk mengendalikan hawa nafsu. 

Indonesia saat ini sedang tumbuh euvoria beragama terutama umat Islam tapi lupa bahwa dasar agama itu akhlaqul kharimah , dalam definisi suluk saloka Jiwa dijelaskan bahwa pada hakekat dasar manusia adalah berbuat baik, berani menahan diri untuk tidak menuruti nafsu terutama harta dan kekuasaan karena jika lalai dalam hal itu maka percumah segala ibadahnya. 

Jadi dalam ajaran jawa atau Nusantara dijelaskan bahwa apapun bentuk amal jika dilandasi dengan hal yang kotor akan menjadi sia-sia atau neraka , misalnya membangun masjid dari hasil.korupsi, menolong orang dari hasil  memeras  orang lain bukanlah hal yang baik tetapi tidak menolong orangpun tapi menjaga perilaku yang baik itulah yang dinamakan surga. Semakin jelas bahwa islam Nusantara yang direpresentasikan oleh Suluh Saloka Jiwa karya Pujangga Rangga Warsita adalah mengutamakan budi pekerti manusia Indonesia dan keluhuran akhlaknya. 

Suluk Saloka Jiwa adalah Karya Ranggawarsita yang ditebitkan oleh percetakan Albert Rusche, Surakarta 1915. Karya ini di cetak dengan buruf dan bahasa jawa, setebal 32 halaman, dan bersekar macapat. Isi serat ini adalah merupakan sebuah kisah simbolik tentang perjalanan spiritual dan perkawinan antar  agama terhadap kebudayaan lokal. 

TIDAK PERLU BERPINDAH AGAMA UNTUK MENGIKUTI AJARAN LELUHUR INDONESIA 

Di kisahkan dalam serat ini tentang Syeh Suman yang pergi ke Turki untuk mendalami ajaran Marifat dari master-master sufi di Turki. 

Di Turki Syeh Suman bertemu dengan seorang master bernama Syeh Usman Najib. 

Sebagai seorang Dewa Hindu, maka Wisnu yang menjelma sebagai Syeh Suman yang akan berguru ilmu keislaman, tetap beragama Hindu namun batinnya memeluk agama Islam. 

Hal ini menerangkan bahwa tidak harus pindah agama untuk mendalami ilmu marifat, yang terpenting adalah jiwanya, jiwanya Tunduk kepada Kehendak Dia yang Maha, dan dapat melihat kehadirannya di Timur dan Barat, dan kemana wajah dipalingkan maka yang terlihat adalah DIa, yang satu dan esa adanya. 

Di dalam kisah ini ada dialog  Mistik Usman Najid, Takrul Alam, Bukti Jalal, Pramana Jati, Brahmana Darma, dan Syeh Suman. 

Dialog Tanya jawab ini membeberkan tentang Ilmu kesempurnaan, 

“Sesungguhnya sebelum ada apa-apa, dalam kondisi awing uwung (keadaan kosong), yang ada hanya Tuhan. Tuhan menciptakan cahaya Nu ru’yah, kemudian menjadi unsur-unsur yang terurai menjadi tanah, api, angin (udara) dan air. 

Kemudian unsur-unsur itupun terurai kedalamberbagai bentuk unsur yang kemudian menjelma menjadi kehidupan di dunia. 

Adapun dialog tentang adanya Tuhan dan hubunganya dengan manusia di uraikan sebagai berikut, Tuhan telah ada sebelum adanya alam kosong. 

Tuhan telah bersemayam dalam mukat ghaib. Tuhan diibaratkan sebagai halnya huruf Alif, yang di sifati dengan wajib al-wujud. Istilah wajib al Wujud dalam ilmu kalam, berarti ada dari Dzat-Nya sendiri, tanpa sebab dari luar. Dan adanya adalah wajib artinya pasti  adanya.  Adapun sifat-sifat Tuhan diuraikan sebagai : 

Yang Esa itu sungguh satu adanya, dan hanya benar-benar satu adanya. 

“Jangan berhenti selalu berusaha membuat kebajikan, Agar mendapat kegembiraan, Serta keselamatan serta tercapai segala cita-cita, Terhindar dari perbuatan yang bukan-bukan, Caranya harus gemar prihatin. Dalam hidup keprihatinan ini pandanglah dengan seksama, Intropeksi, telitilah jangan sampai salah, Endapkan dalam hati, Agar mudah menanggapi sesuatu. Dapatnya demikian kalau senantiasa Mendambakan kebaikan, Mengendapkan pikiran, Dalam mawas diri sehingga seolah-olah hati ini kosong Tetapi sebenarnya akan menemukan cipta yang sejati Sebagalnya itu harus dijalankan dengan penuh kesabaran. 

Sebab jika bergeser dari hidup yang penuh kebajikan Akan menderita kehancuran. Kemasukan setan gundul (Pikiran liar), 

Yang menggoda membawa kendi berisi uang banyak (hasrat dan keinginan liar) Bila terpengaruh akan perbuatan yang bukan-bukan, Sudah jelas akan menjadi sarang iblis, 

Senantiasa mendapat kesulitan-kesilitan (hidup di dalam neraka), Kerepotan-kerepotan, Tidak dapat berbuat dengan itikad hati yang baik, Seolah-olah mabuk kepayang (hilang kesadarannya) Bila sudah terlanjur demikian tidak tertarik terhadap perbuatan yang menuju pada kebajikan. 

Segala yang baik-baik lari dari dirinya. Sebab sudah meliputi perbuatan dan pikiran yang jelek. Sudah melupakan Tuhan dan keesaan Tuhan. Inti dari ajaranpun (keagamaan) musnah berkeping-keping. Tapi demikian yang melihat, Bagai matanya kemasukan pasir, Tidak dapat membedakan yang baik dari yang jahat, Sehingga yang jahat lebih disukai dan dianggap utusan Tuhan"  

Begitu tingginya falsafah Jawa yang menjadi sumber inspirasi Islam Nusantara oleh karenanya Islam di Indonesia memiliki peradaban tertinggi di dunia 

Salam Damai Persatuan dan Cinta Indonesia. 

Tito Gatsu

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Postingan Populer

Powered By Blogger